Beranda | Artikel
Khutbah Jumat: Doa Mensyukuri Nikmat Allah (Nasihat Nabi Kepada Muadz)
Senin, 18 Februari 2019

Do’a Mensyukuri Nikmat Allah ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor. Pada Jum’at, 10 Jumadal Akhirah 1440 H / 15 Februari 2019 M.

Khutbah Pertama – Khutbah Jum’at Singkat Tentang Do’a Mensyukuri Nikmat Allah

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan nasihat kepada Mu’adz bin Jabal, tiga wasiat yang telah kita ketahui semuanya. Namun dalam mengamalkannya bukanlah sesuatu yang mudah. Akan tetapi pahalanya besar, kebahagiaannya pun juga, ketika kita mengamalkannya pun juga sesuatu yang luar biasa. Bahkan perbekalan menuju kehidupan akhirat yang tentunya kita berharap dengan itu kita bisa masuk ke dalam surgamu.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada Muadz bin Jabal:

يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّكَ فَقَالَ أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

“Wahai Mu’adz, demi Allah, aku mencintaimu.” Kemudian beliau berkata: “Aku wasiatkan kepadamu wahai Mu’adz, janganlah engkau tinggalkan setiap selesai shalat untuk mengucapkan, “ALLAAHUMMA A’INNII ‘ALAA DZIKRIKA WA SYUKRIKA WA HUSNI ‘IBAADATIK” (Ya Allah, bantulah aku untuk berdzikir dan bersyukur kepadaMu serta beribadah kepadaMu dengan baik.)” (HR. Abu Dawud)

Subhanallah..

Permintaan yang agung, permintaan yang sangat kita butuhkan dalam kehidupan ini. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan kepada Mu’adz bin Jabal, do’a yang luar biasa.

اللَّهُمَّ أَعِنِّي

“Ya Allah bantulah aku.”

Karena tidak mungkin kita mampu melakukan itu semua tanpa bantuan dari Allah. Kita lemah. Banyak manusia yang lebih suka untuk mengikuti hawa nafsunya, mengikuti syahwatnya dan lupa kepada Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalalah.

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ

Ya Allah Bantulah aku untuk senantiasa mengingatMu, untuk senantiasa lisan kita berdzikir kepada Allah, untuk senantiasa basah lisan kita dengan dzikir kepada Allah, sesuatu yang kalau kita pikirkan saudaraku, tidaklah mudah.

Padahal dzikir itu sangat ringan di lisan kita. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

كَلِمَتَانِ خَفِيفَتَانِ عَلَى اللِّسَانِ ، ثَقِيلَتَانِ فِى الْمِيزَانِ ، حَبِيبَتَانِ إِلَى الرَّحْمَنِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ ، سُبْحَانَ اللَّهِ الْعَظِيمِ

“Dua kalimat yang ringan di lisan, namun berat ditimbangan, dan disukai Ar Rahman yaitu “Subhanallah wa bi hamdih, subhanallahil ‘adzim” (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha Agung). (HR. Bukhari dan Muslim)

Semua kita pasti mampu mengucapkan Subhanallah, Alhamdulillah, Laa ilaaha illallah, Allahuakbar. Semua kita mampu itu. Tapi berapa banyak diantara kita yang lisannya selalu berdzikir kepada Allah? Seringnya diantara kita mengingat selain Allah. Terlebih kita lihat orang-orang yang asik dengan media sosial, orang-orang yang lebih asyik dengan sesuatu ia tidak akan pernah asyik dan dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jarang diantara kita yang lebih asik dengan dzikir kepada Allah. Sementara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

سَبَقَ الْمُفَرِّدُوْنَ قَالُوْا: وَمَا الْمُفَرِّدُوْنَ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ: اَلذَّاكِرُوْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتُ

“al-Mufarridun telah mendahului.” Para Sahabat berkata, “Siapa al-Mufarridun wahai Rasulullah?” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Kaum laki-laki dan perempuan yang banyak berdzikir kepada Allah.” (HR. Muslim)

Banyak diantara kita disaat kita berdzikir, mungkin tak lebih dari satu menit. Setelah itu sibuk dengan mengingat yang lainnya. Sibuk dengan whatsappnya, sibuk dengan facebooknya, bahkan mengingat manusia mungkin lebih mengasyikkan bagi dia daripada mengingat Allah Jalla wa Ala.

Sehingga bahkan sebagian orang untuk mengingat Allah terasa kelu lisannya. Bahan untuk mengucapkan Allah saja kelu lisannya. Ia hanya bisa berucap “yang di atas”, “Tuhan yang Maha Kuasa” dan yang lainnya. Karena Allah palingkan hatinya, karena Allah tidak suka kepadanya, karena hatinya memang ternyata lebih mencintai selain Allah Jalla wa Ala.

Umatal Islam,

Padahal dzikir manfaatnya sangat besar dalam kehidupan ini. Dengan banyak berdzikir hati kita akan terlindung dari setan.

الشَّيْطَانُ جَاثَمَ عَلَى قَلْبِ اِبْنِ آدَمَ فَإِذَا سَهَا وَغَفَلَ وَسْوَسَ فَإِذَا ذَكَرَ اللهَ تَعَالَى خَنَّسَ

“Setan itu mendekam pada hati manusia. Jika ia luput dan lalai, setan menggodanya. Jika manusia mengingat Allah, setan akan bersembunyi.” (HR. Bukhari)

Kalau hati kita kosong dari dzikir kepada Allah, setanlah yang masuk kedalam pikiran kita. Setanlah yang berusaha untuk menggoda kita untuk menyeret kita kepada berbagai macam kemaksiatan. Tapi disaat kita selalu ingat Allah, selalu berdzikir kepada Allah, Subhanallah, bagaimana setan akan mampu untuk menggoda?

Dengan banyak berdzikir, hati akan menjadi hidup, hati menjadi bening. Dengan pentingnya hati itulah Allah akan mudahkan ia dalam beramal shalih. Seorang lelaki mengeluh ke Rasulullah:

إِنَّ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ عَلَيْنَا، فَبَابٌ نَتَمَسَّكُ بِهِ جَامِعٌ؟ قَالَ: ” لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللهِ

“Wahai Rasulullah, syari’at Islam begitu banyak, memberatkan kami dan sulit kami menjalani itu semuanya.” Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan saran, “Hendaklah lisanmu selalu basah dengan berdzikir pada Allah.” (HR. Ahmad)

Karena orang yang senantiasa lisannya basah dengan dzikir kepada Allah, hatinya akan kuat saudaraku sekalian, hatinya akan bening saudaraku sekalian, hatinya akan terjaga dari godaan setan yang terkutuk. Sehingga disaat itu Allah akan berikan bantuan dan kekuatan untuk senantiasa beramal shalih.

Orang yang senantiasa dzikir kepada Allah, lisannya Allah jauhkan dari ghibah, tulisannya Allah jauhkan dari menyakiti hati orang lain, lisannya Allah jauhkan dari berbagai macam perkara yang dimurkai oleh Allah. Betapa besarnya manfaat itu. Bamun Subhanallah, berapa banyak diantara kita yang lisannya selalu berdzikir kepada Allah? Sangat sedikit sekali.

وَشُكْرِكَ

Bantu aku ya Allah untuk mensyukuri nikmatMu. Nikmat yang Allah berikan kepada kita sangat banyak sekali.

وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّـهِ لَا تُحْصُوهَا

Jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah kalian tidak akan bisa menghitungnya.” (QS. An-Nahl[16]: 18)

Maka yang kita pikirkan adalah beberapa dari nikmat yang Allah berikan kepada kita yang sudah kita syukuri? Karena setiap nikmat-nikmat itu pasti ditanya oleh Allah. Allah berfirman:

ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ ﴿٨﴾

Kemudian kalian benar-benar akan ditanya oleh Allah tentang kenikmatan-kenikmatan tersebut.” (QS. At-Takatsur[102]: 8)

Tidak mungkin kita mensyukuri semua nikmat-nikmat tersebut kalau bukan karena Allah yang bantu kita. Maka gunakanlah nikmat-nikmat tersebut untuk berdzikir kepada Allah, untuk senantiasa beramal shalih.

Nikmat HP kita, nikmat makanan yang kita makan, semuanya usahakanlah sebagai fasilitas untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Umatal Islam,

Bersyukur kepada Allah bukanlah perkara yang mudah kalau bukan karena Allah bantu kita. Bersyukur kepada Allah membutuhkan kekuatan iman. Bersyukur kepada Allah mengharuskan atau membuat kita seharusnya ingat akan nikmat-nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang yang jarang mengingat nikmat Allah, orang yang senantiasa memikirkan tentang kepentingan dirinya saja dan tak pernah mengingat nikmat-nikmat Allah yang begitu banyak kepadanya, ia tidak akan bersyukur kepada Allah.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Khutbah kedua – Khutbah Jum’at Singkat Tentang Do’a Mensyukuri Nikmat Allah

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Lalu permintaan yang ketiga:

وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

“Bantu aku ya Allah untuk memperbaiki ibadahku kepadaMu.”

Bantu aku ya Allah didalam shalatku supaya shalatku bisa khusyu’. Senantiasa kita merasakan lezat didalam shalat. Berapa banyak diantara kita yang shalatnya khusyu’? Disaat kita masuk ke dalam shalat kita berpikir kesana-kemari, hati kita sudah tidak khusyu’ lagi. Bahkan hati kita sudah tidak merasakan kenikmatan shalat, kenikmatan bermunajat kepada Allah.

Mengapa demikian? Karena ternyata kita menganggap shalat hanya beban, shalat itu hanya sebatas beban yang membebani hidup kita. Ketika kita mendengar adzan, hati kita ternyata tidak menyambut dengan gembira. Tapi hati kita merasa berat.

Maka Subhanallah saudaraku, betapa butuhnya kita kepada bantuan Allah dalam merealisasikan ibadah kepada Allah? Bantu aku ya Allah memperbaiki ibadahku kepadaMu.

Tidak mungkin kita bisa memperbaiki ibadah tanpa menuntut ilmu, saudaraku. Kita berusaha untuk menuntut ilmu, duduk di majelis taklim, memahami tentang hakikat ibadah kepada Allah, tentang hukum-hukum ibadah, kemudian kita berusaha sekuat tenaga sambil minta kepada Allah untuk merealisasikan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika kita berpuasa, berapa banyak diantara kita yang melewatkan waktu-waktu dalam puasa untuk hal yang tidak ada manfaatnya? Pergi kesana-kemari, bahkan ada yang menghabiskan waktunya hanya untuk main game belaka, menunggu berbuka puasa. Ternyata ia tidak dibantu oleh Allah untuk memperbaiki ibadahnya.

Saudaraku sekalian, memperbaiki ibadah itu adalah merupakan sesuatu yang besar. Karena dengan ibadahlah kita bisa masuk ke dalam surga. Ibadahlah yang menyebabkan kita bertaqwa kepada Allah. Ibadah itu kebutuhan hidup kita. Bahkan kebutuhan hati kita kepada ibadah melebihi kebutuhan kita kepada makan dan minum kita.

Orang tanpa ibadah, ia bagaikan binatang ternak. Kematian hati itu lebih besar daripada kematian badan, saudaraku. Orang yang jauh ibadah kepada Allah, hatinya akan mati. Maka dari itu saudaraku sekalian, jagalah do’a ini:

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

 

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
اللهُمَّ اجْعَلنَا مِن التَّوَّابِين
اللهُمَّ اجْعَلنَا مِن المتَّقِين
اللهُمَّ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوابُ الرَّحِيم
اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

عباد الله:

Dengarkan dan Download Khutbah Jum’at Singkat Tentang Do’a dan Mensyukuri Nikmat Allah

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau Google+ Anda. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/46649-khutbah-jumat-doa-mensyukuri-nikmat-allah-nasihat-nabi-kepada-muadz/